Rebecca Sugar balik lagi buat buktiin kalo debut solonya bukan cuma keberuntungan semata dengan EP terbarunya, Lonely Magic.
Dirilis Jumat pagi, project kedua dari creator Steven Universe ini terasa lebih gede dari yang pertama, baik dari segi suara maupun scope. Track list-nya lebih panjang dengan tujuh lagu, masing-masing sekitar dua menit. Album ini juga nampilin instrumentasi yang lebih beragam dibandingin pendekatan Spiral Bound. Artwork albumnya juga nunjukkin konsep yang lebih luas, nampilin Sugar ditemenin sama tiga malaikat.
Dengan string dan keys yang indah, lagu pembuka "Ice Water" ngelukis gambaran kolam beku yang asik buat ice skating di kepala pendengar. Liriknya nyeritain gimana rasanya terpukau sama pemandangan di sekitar lo.
Ngomongin soal pemandangan, lagu ini sering nyebut Union Square. Bisa jadi ini Union Square yang di New York, tempat Sugar kuliah seni, atau di San Francisco, karena liriknya juga bilang, "I'm off to California."
"Figure It All Out Together" dimainin terutama pake piano, yang kemudian ngeharmonisasi dengan petikan gitar akustik. Lagu ini paling ngingetin sama EP sebelumnya, terutama dengan lirik yang sederhana dan ngebahas gimana rasanya kalo dua temen lama ketemu lagi di suatu tempat di masa depan.
"Hill to Die On" naikin tempo dan nambahin bass, ngingetin sama Ben Folds dengan permainan pianonya. Secara lirik, Sugar ngejelasin keyakinannya dan nyoba buat yakinin partnernya buat dukung dia. Terus dia keluarin drumset dan gitar listrik buat instrumental break jadul yang bakal bikin lo ada di pihaknya.
"Beautiful Place" gunain sentuhan yang lebih ringan dari hiasan instrumental yang sama kayak track sebelumnya, terus bawa mereka ke klimaks buat lagu tentang perpisahan yang ngehancurin karena gak ada satu pun partner yang mau berjuang, baik ngelawan atau buat yang lain.
"This is a Love Song" menonjol karena komposisi rocknya. Sugar bawa full band buat bantuin dia ngungkapin penyesalannya karena terlalu setia sama mantan partner. Entah gimana, suaranya cocok sama energi pop punk yang dibawa combo gitar solo, gebukan drum, bass yang terkendali, dan permainan piano yang cekatan, ngebuat ini jadi penampilan vokal terbaiknya sejauh ini.
"Praise" nyediain jeda sonik, balikin semuanya ke dasar dengan grand piano dan amplified guitar ringan yang dominasi percakapan. Sugar secara lirik ngejelasin kekurangan fatal, kebutuhannya buat pengakuan, dan nyadarin kalo itu mungkin jadi alasan kenapa hubungan sebelumnya gagal.
Lagu penutup "Love the Way It Feels" biarin string ambil alih, saat Sugar ngasih saran ke generasi seniman baru lewat piano dan gitar akustik. Di akhir lagu, perjalanan coming-of-agenya jadi cukup jelas sampe kata-kata inspiratifnya terasa didukung sama bukti musik.
Lonely Magic negasin lagi bakat Rebecca Sugar dalam bikin cerita dan imagery yang keren, bahkan saat dia gunain instrumen daripada sketchpad atau software animasi. Dengan salah satu EP terbaik tahun ini, dia udah buktiin dua kali kalo dia bisa berhenti dari kerjaan utamanya dan jadi penyanyi-penulis lagu aja kalo dia mau.
Koneksi sama Rebecca Sugar di: Instagram
https://earmilk.com/2025/08/30/rebecca-sugar-spellbinds-with-lonely-magic-ep/